Pages

Saturday 18 December 2010

Marxisme! Optimisme!


Sambil menikmati secangkir kopi, izinkan saya kali ini membincang  sedikit tentang Marxisme di kedai kopi. Supaya kafein dalam pemikiran dan ide-ide liar kita semakin terasah dan menajam untuk mencoba memahami (bukan menerima) ideologi orang lain.

Thursday 2 December 2010

Gila! Pasangan ini Tiduri 52 Perawan dan 49 Perjaka




Pertama kali membaca berita ini saya ngeri sendiri. Kira-kira seperti apa ya jadinya jika profesi semacam ini menjadi profesi yang lumrah dan banyak dilakukan orang-orang di seluruhh dunia.

Sunday 28 November 2010

Domain "sastra_dio" Yang Gratisan Dibajak Orang Lain


Kepada sobat-sobat blogger. Blog "Internet World" dengan URL www.kavalera.co.cc bukan blog saya. Blog tersebut juga dihosting di blogspot. Saya sama sekali tidak tahu siapa yang telah "menyambar" domain co.cc gratisan itu setelah saya beralih ke domain dotcom yang berbayar

Setelah  saya ganti domain dari www.kavalera.co.cc ke www.ivankavalera.com ada oknum yang mengambil domain itu tanpa seizin saya lalu dipasang di blognya. Blog saya yang "sastra_dio" linknya yang asli sekarang adalah www.ivankavalera.com

Terimakasih. Salam hangat.
 

Wednesday 25 August 2010

Puisi Yang Ditolak Guruku

Sebagai orang yang diberi tanggung jawab di blog ini maka saya harus menjalankan amanah setelah diberi tugas sebagai admin tentunya di blog ini, bagi admin dan para pengunjung setia blog ini saya pribadi mohon maaf sebesar besarnya setelah sekian lama tidak pernah menulis di kedai kopi, nah untuk tulisan saya kali ini sebenernya tidaklah terlalu penting seperti tulisan tulisan admin yang lainnya, hanya sedikit curhat dan berusaha menceritakan tentang percakapan langsung saya dengan seseorang di kota Mamuju tepatnya di pantai yang kini ramai pengunjungnya, apalagi di sana telah megah sebuah hotel yang diberi nama Hotel Maleo.

Tuesday 15 June 2010

Mohon doa dari sahabat semua

Dengan segala hormat kepada sahabat kedai kopi, kami mohon doanya bagi Ibunda sang pemilik blog kedai kopi ini, yaitu Ivan Kavalera. Saat ini Ibunda beliau sedang terbaring lemah karena sakit. Semoga Ibunda beliau diberikan kesehatan kembali secepatnya seperti sediakala, dan bagi keluarga beliau selalu diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapinya. Amiin...

Dengan ucapan terimakasih yang tak terhingga atas doa yang terlimpah dari sahabat-sahabat pengunjung kedai kopi dari kami.

Wednesday 2 June 2010

Hmmmmm...


Hmmmm..lama juga saya tidak menulis di kedai kopi. Sejak tiga bulan terakhir kedai kopi hanya "dijaga" oleh mbak Fanda, mbak Ira dan mbak Ateh. Terimakasih sebesar-besarnya sekaligus permohonan maaf dari saya untuk anda bertiga. Maafkan jika saya yang paling malas "menjaga" kedai kopi. Kesibukan di kantor agak padat dan bahkan sastra-radio pun nyaris terbengkalai hehehe...

"Hmmmm"...ini menjadi  judul tulisan saya di pagi hari. Saya menjadikan 'hmmm..' ini untuk memaknai berbagai peristiwa yang saya alami sendiri dan juga yang dialami beberapa orang sahabat di dunia maya maupun dunia nyata.

"Hmmmmm.." bisa bermakna ganda, yakni ujung atau kesimpulan setelah mengalami, melihat atau merasakan sesuatu. Entah menyenangkan atau tidak. Luar biasa atau sepele. Dan seterusnya. "Hmmm.." saya menyimpulkannya kali ini sebagai desahan luar biasa.  Desahan itu..sebenarnya  tidak mampu saya pindah tempatkan ke dalam tulisan. Saya hanya ingin merasakannya kali ini sebagai energi untuk mencoba memahami orang lain dan semesta alam. Hmmm, silahkan dihirup dulu aroma kopinya sebelum direguk.
 

Monday 3 May 2010

Seorang anak ibarat tanaman rambat

Anak kecil itu menjerit…mengaduh, Memohon  agar hati nurani digunakan
Kepada…mereka sang Premanisme, Yang menganiaya hati dan hidupnya.

Aku tidak tahu apa itu mencuri
Aku tidak tahu apa itu berbohong
Aku tidak tahu apa itu dosa
Aku tidak tahu apa itu surga dan neraka

Friday 30 April 2010

MANDIKAN AKU BUNDA

Aku membaca catatan kecil ini dari kumpulan cerita penuh hikmah. Suatu sore dengan secangkir kopi! sambil membayangkan aku menjadi seorang ibu. Ah...semoga Tuhan memberi kepercayaan padaku.

Sebagian wanita menganggap tugas wanita lebih sebagai manajer dirumahnya tanpa perlu dipusingkan urusan dapur dan merawat anak yang lebih pantas dilakukan oleh para bawahan, alias pembantu ataupun baby-sitter. Peran sosial dan aktualisasi diri menjadi lebih utama. Di sisi lain, tidak sedikit akhwat yang tetap "teguh" dan bangga dengan kesibukan seputar urusan dapur dan diaper ini. Mereka cukup puas dengan imbalan surga untuk jerih payahnya membenamkan muka di asap "sauna" mazola (minyak goreng) dan berparfumkan aroma popok bayi.

Thursday 15 April 2010

WAJAH ITU WAJAH CINTA

Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat sedang tidur?
Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang. Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika ia tidur sudah tak akan tampak wajah bengisnya.

Sunday 4 April 2010

GENERASI KANCIL......!

Mungkin kita masih ingat tetang dongeng si Kancil yang selalu di dongengkan waktu kecil. Kancil yang pintar, cerdik dan cerdas serta mampu keluar dari tangkapan sang Petani. Dan cerita itu masih terekam kuat dalam ingatan kita. Apalagi jika kita sering mendendangkan lagu tentang si kancil

" Sikancil anak nakal. Suka mencuri mentimun. Ayo cepat ditangkap!!! Jangan di beri ampun"

Wednesday 24 March 2010

SAAT KOPI PERNAH TERLARANG

Ada cerita menarik berkaitan dengan sejarah kopi. Konon, Raja Gustaff II (1594-1632) dari Swedia pernah menjatuhkan hukuman kepada dua orang bersaudara kembar. Mereka dianggap bersalah dalam suatu tindak pidana yang dituduhkan kepada mereka. Untuk menentukan siapa yang bersalah, sang raja membuat aturan unik dan tak lazim.

Salah seorang hanya diizinkan minum kopi selama hidupnya, sedangkan seorang lagi hanya boleh minum teh. Nah, siapa yang lebih dulu meninggal, dialah yang dianggap bersalah. Ternyata, yang meninggal duluan adalah peminum teh pada usia 83 tahun, meski sudah terlambat, dia ditetapkan sebagai yang bersalah. Sejak saat itulah, orang Swedia dan negara-negara di kawasan Skandinavia menjadi begitu maniak dan fanatik terhadap kopi. Mungkin mereka percaya dengan minum kopi, umur mereka bisa lebih panjang.

Monday 8 March 2010

" Aku ingin belajar bersama mama !"


Sudah hampir satu tahun lamanya nina, gadis cilik berusia lima tahun itu ditinggal ibunya untuk selamanya. Otomatis tugas seorang ibu diemban oleh sang ayah, yang harus sebisa mungkin menjadi dua peran sekaligus dikerjakannya.

Pada suatu hari sang ayah tak dapat menahan emosi dengan memukul Nina, dengan alasan Nina nakal tak dapat melakukan les baca dengan baik disekolahnya. Walau kesakitan yang diderita Nina atas pukulan sang ayah yang membagi buta, Nina hanya mampu memohon maaf terhadap sang ayah, tapi sang ayah tak perduli dengan rajukan pilu sang anak.

Setelah waktu telah berlalu dari kejadian itu, sang ayah menanyakan alasan kenapa Nina tak mau les baca, Nina menjawab lirih...” aku ingin belajar bersama mama !” .

Sang ayah tersentak dengan jawaban sang anak, akhirnya Nina dipeluknya dengan segala pengertian yang dilontarkan sang ayah. Dan sang ayahpun memohon maaf untuk tidak mengulang lagi perbuatannya.

Hari raya tinggal beberapa hari lagi dari bulan ramadhan, Ayah Nina sudah mempersiapkan puluhan lembar kartu ucapan untuk handai taulan dan relasinya.

Sepulang dari kantor, sang ayah tak menemukan kartu ucapan itu dilaci mejanya. Dengan nada bingung sang ayah bertanya terhadap Nina tentang kartu ucapan itu, Nina menjawab dengan polos ..”aku kirim kekantor pos, ayah!”

Dengan kemarahan yang tak terbendung lagi Nina dipukul kembali oleh sang ayah, seperti biasa Nina hanya mampu, merajuk memohon maaf, dan seperti biasa sang ayah tak mau perduli.

Akhirnya sang ayah mengecek ke kantor Pos untuk memastikan kartu-kartu ucapan yang dikirim Nina, setelah dicek kebenarannya Nina telah mengirim, dan dicek pula isi dari kartu-kartu tersebut, ternyata tanpa tulisan apapun atau kosong, karena Nina belum mampu menulis.

Setelah Nina ditanya sang ayah kenapa kirim kartu-kartu tersebut dengan tanpa tulisan, Nina memjawab lirih...” aku ingin mengirimi mama disurga , karena sebentar lagi hari raya, agar mama pulang!”

Dengan isak tangis sang ayah memeluk Nina , kesadaran lalu meliputi sang ayah bahwa Nina sangat membutuhkan seorang mama disampingnya, karena peran dia menjadi seorang ibu telah gagal.

Kasih sayang dan perhatian yang sangat dibutuhkan Nina adalah sangat lah wajar dari usia yang begitu dini telah ditinggal pergi seorang ibu untuk selamanya, ibu Nina memang sudah dikehendaki pulang lebih cepat keharibaannya. Cobaan begitu berat bagi suami dan anaknya dan harus menerima kenyataannya. Dan apakah seorang ibu yang meninggalkan seorang anak begitu saja dengan perceraian , sadar akan tugas dan kewajibannya sebagai ibu yang sangat dibutuhkan sang anak. Marilah kita renungkan bersama .

*********

Tuesday 2 March 2010

KITA MASIH BUTUH SECANGKIR KOPI

Entah kenapa tiba-tiba aku menjadi seorang plagiat. Ya...benar-benar menjadi plagiator dari sebuah pesan yang aku dapat dari HP ku dan aku rasa cukup penting untuk di bagi di blog ini. Dan aku sendiri tidak tahu dari mana asal tulisan ini. Dan siapapun yang menulis dan mengirimkannya via Blackberry aku mohon maaf karena setelah aku telusuri aku tak pernah tahu siapa yang mengawalinya. Ini kisah tentang pentingnya secangkir kopi bagi kehidupan kita.

Seorang profesor berdiri di depan kelas filsafat. Tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil "toples" kosong yang besar dan mulai mengisi dengan "bola-bola golf". Lalu dia bertanya apakah "toples" itu sudah penuh????? mereka setuju dan mengatakan iya.

Kemudian sang Profesor mengambil sekotak "batu koral" dan menuangkannya ke dalam  toples. Ia mengguncang ringan. "Batu-batu koral" masuk dan mengisi tempat-tempat kosong antara bola-bola golf. Dia kembali bertanya, apakah toples itu sudah penuh?  Para murid kembali mengangguk setuju

Selanjutnya sang profesor kembali mengambil "sekotak pasir" dan menebarkan ke dalam toples. Tentu saja pasir itu menutup semua yang ada di dalamnnya termasuk bola golf dan batu koral. Sekali lagi ia bertanya, murid-muridnya tertawa dan setuju bahwa toples tersebut sekarang benar-benar telah penuh.

Profesor kemudian menuangkan "dua cangkir kopi" ke dalam toples, dan kopi tersebut merembes mengisi ruangan-ruangan di antara pasir.

Sang Profesor berkata, "Pahamilah bahwa 'toples' ini mewakili hidup kita. 'Bola-bola golf'  adalah hal-hal penting bagi kita. Agama, Tuhan, Keluarga, Anak-anak, kesehatan dan para Sahabat. Jika semua hilang dan hanya tinggal mereka yang kau miliki, maka hidupmu masih tetap akan penuh.

'Batu-batu koral' adalah pekerjaan, rumah, mobil, dan hal-hal lain yang menunjang kehidupan. Sedangkan 'pasir' adalah hal-hal lainnya yang sepele. Makanan enak, pakaian bagus, pujian teman dan sebagainya.
Jika yang pertama kita masukkan pasir ke dalam toples, maka tidak akan tersisa ruang untuk bola golf dan batu koral. Sehingga energi kita akan habis untuk hal-hal yang sepele saja.

Jadi, beri perhatian untuk hal-hal yang kritis. Sayangilah pasanganmu. Bermainlah dengan anak-anakmu. Luangkan waktu untuk kesehatanmu. Beri perhatian dulu pada bola-bolo golf. Dengan begitu hidup menjadi benar.

Salah satu murid bertanya, "bagaimana dengan kopinya? simbol apa itu?
Sang Profesor tertawa, "itu untuk menunjukkan bahwa sekalipun hidupmu tampak begitu penuh, selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabatmu" 


Mungkin bagi orang lain, kiriman-kiriman pesan seperti ini seperti sesuatu yang tidak penting atau bahkan membosankan. Tapi entah kenapa pesan itu benar-benar menyadarkan aku tentang apa yang aku anggap penting dalam kehidupanku. Terkadang aku tak peduli dengan bola-bola golf dan lebih mementingkan batu koral dan sekantung pasir.
Dan yang lebih penting lagi adalah aku terlalu sibuk dengan kehidupanku dan permasalahanku hingga aku lupa jika aku butuh seorang teman atau seorang teman yang membutuhkanku untuk saling mengisi dan berbagi sambil minum secangkir kopi.
Sahabat.....adakah yang mau menemaniku minum kopi saat ini?




 Catatan ini aku persembahkan kepada para pecinta kedai kopi 
yang masih mempunyai kesempatan untuk berbagi

Saturday 20 February 2010

Mudahnya berbelanja online


Saat ini Toko online begitu menjamur didunia maya, dan sesungguhnyapun sangat memudahkan kita untuk berbelanja tanpa harus repot keluar rumah dan mengeluarkan uang banyak. Coba kita pikirkan lebih jauh tentang biaya untuk keluar rumah pergi ke suatu tempat perbelanjaan contohnya ke mall. Dari rumah niat kita hanya untuk membeli satu barang, tapi karena mata jelalatan akhirnya ada rasa keinginan untuk membeli yang lainnya, dan akhirnya niatpun berubah. terkadang uang yang kita sudah targetkan untuk keperluan lain selain membeli pakaian atau barang lainnya, akhirnya terpakai, dan jadi bingung sendiri karena uangpun tanpa sadar habis sebelum waktunya.

Keuntungan belanja di Toko online, kita tak perlu repot untuk keluar rumah, hanya pesan barang dengan order yang telah ditentukan sang pemilik toko, dan bila kita memilki key BCA atau bank lainnya, kita tinggal mentransfer via internet. Tidak dapat disangkal Memang, belanja ditoko online agak rawan dari pihak-pihak pemilik toko online yang ilegal yang tak bertanggung jawab diinternet, dan akhirnya kita tertipu uangpun lenyap barang tak didapat.

Insyaallah, di Toko online haliyah.com kami memberikan pelayanan yang memuaskan, produk-produk dengan harga terjangkau dan dengan model-model baju yang indah cantik tersedia. Dengan saling amanah insyaallah anda belanja terhadap toko kami akan lancar dalam proses order. Dengan pengiriman via Tiki Jne hanya cukup memakan waktu beberapa hari saja , bila ingin segera sampai, anda tinggal memilih kategori SS yang lebih mahal ongkos kirimnya, dan untuk kategori Reguler mungkin agak lebih lama memakan waktu beberapa hari. Mudahkan berbelanja diToko online ?

Silakan buka saja ~Toko online haliyah collection~ untuk mengoleksi pakaian, mukena, jilbab dan aksesories anda.




Monday 15 February 2010

Efek Jera Bagi Koruptor Dan Hukum Agama


Pada tahun 2009 salah satu stasiun televisi luar negeri pernah menayangkan berita mengenai sekelompok demonstran di Moskow, Rusia yang menyerukan hukuman potong tangan bagi koruptor meski mereka bukan muslim. Padahal hukuman berupa potong tangan adalah jenis hukuman yang telah ditetapkan syari’at Islam bagi pencuri. Para demontran membawa spanduk yang bertuliskan: “Ulurkan tangan kalian kepada sesuatu yang tidak kalian miliki. Kami ulurkan tangan kami untuk memotongnya sebagai hukuman bagi kalian.”

Para demonstran itu keluar untuk memprotes merajalelanya korupsi. Aksi mereka rupanya dipicu oleh peningkatan volume korupsi yang membuat negara menderita kerugian yang luar biasa besarnya, yaitu berkisar antara 240 hingga 300 miliar dolar, Inilah yang mendorong masyarakat menuntut diterapkannya hukum Islam atas pencurian. Apalagi hal itu telah terbukti berhasil mencegah kejahatan pencurian di negeri-negeri yang menerapkannya, seperti Arab Saudi.

Walaupun ada peringatan dari Presiden Rusia, Dmitry Medvedev terhadap konsekuensi dari merajalelanya fenomena korupsi ini. Dalam hal ini, ia menyatakan dengan tegas akan memerangi korupsi sebagai prioritas kebijakan politiknya. Ia juga memutuskan untuk membentuk Komisi Nasional untuk Pemberantasan Korupsi. Bahkan di akhir tahun lalu ia telah mendapat persetujuan dari Majlis Duma terkait rangkaian undang-undang yang memperberat hukuman bagi pelaku kejahatan korupsi. Namun semua itu tidak mengakibatkan berkurangnya kejahatan korupsi.


Indonesia adalah sebuah negara dengan wilayah luas, agama yang beragam dan masyarakat yang pluralis. Penerapan hukum potong tangan di Indonesia? Kenapa tidak? Hukum potong tangan ternyata jauh lebih lebih murah, efektif dan efesien dibanding hukuman penjara.

Misalnya saja seorang koruptor dihukum penjara selama 20 tahun maka Negara harus menanggung kerugian-kerugian sebagai berikut:
  1. Selama 20 tahun pemerintah harus menanggung biaya hidup terhukum. Bila asumsi biaya makan seorang Napi setiap hari berkisar Rp. 10.000,- maka selama 20 tahun (dengan asumsi zero inflation), biaya yang harus ditanggung pemerintah berkisar: Rp. 12.000 x 20 tahun x 365 hari = Rp. 73.000.000,- untuk seorang Napi saja. Belum lagi menyediakan prasarana lain yang juga tidak kalah banyaknya dan juga biayanya.
  2. Alangkah lebih baik dana dan anggaran pembiayaan narapidana itu dialihkan untuk hal lain yang lebih bermanfaat demi kesejahteraan atau memberi penghidupan bagi orang miskin di negeri ini. Penjara atau sekarang dikenal sebagai Lembaga Pemasyarakatan, belum tentu dapat membina seseorang untuk berperilaku lebih baik lagi. Ini terbukti dari beberapa kasus kejahatan kriminal dan narkoba, penjara justru menjadi “sekolahan” untuk memperbaiki teknik kejahatannya..
  3. Hukuman yang demikian lama, tidak jarang membuat keretakan hubungan rumah tangga dan persaudaraan. Yang akhirnya malah menimbulkan guncangan bagi keluarga narapidana terutama bagi anak-anak. Dan anak-anak yang berlatar belakang broken home, tidak jarang akan menimbulkan persoalan baru bila ia sudah dewasa kelak.
  4. Hukuman penjara juga berarti membuat si terhukum harus mampu menahan syahwat libidonya. Karena sejak ia menghuni penjara, maka ia tidak bebas lagi menyalurkan libidonya secara halal. Tidak menutup kemungkinan membuka peluang pelacuran tersembunyi di penjara atau penyimpangan perilaku seksual di penjara mulai dari yang ringan seperti onani hingga perilaku homoseksual. Dan hal ini malah menjadi kemungkaran yang baru dan tidak mustahil pula malah menjadi ajang penyebaran penyakit kelamin yang mematikan seperti AIDS.
  5. Tidak jarang kehidupan gratis di dalam penjara bisa menyebabkan motivasi seseorang untuk berbuat kejahatan. Jadi motivasinya:” berbuat jahat dulu, kemudian hidupnya akan ditanggung Negara.”
Logikanya sangat mudah dipahami. Penjara sungguh mahal jika dibandingkan dengan hukum potong tangan, yang cepat, berbiaya murah dan memiliki efek jera,. Dalam hukum Islam, terhukum akan diminta taubat terlebih dahulu sebelum dieksekusi.

Dalam efek psikologis, hukuman yang bersifat mencederai fisik biasanya lebih punya efek jera. Sanksi (hukuman) dalam Islam berfungsi sebagai zawâjir (pencegah), yakni mencegah dilakukannya kejahatan yang sama di dunia, dan juga berfungsi sebagai jawâbir (penebus), yakni menebus (menghapus) sanksi di akhirat.


Sebelum Islam memberlakukan hukuman potong tangan bagi pencuri, maka Islam terlebih dahulu membuat sistem yang sempurna, yang menjelaskan realitas kepemilikan, sebab-sebab kepemilikan, bentuk-bentuk transaksi kerja sama, mata uang, menentukan sumber pendapatan Baitul Mal, melarang penipuan, penyuapan, dan korupsi. Sebagaimana Islam memecahkan problem kemiskinan melalui pendistribusian kekayaan yang baik dan merata, mendorong untuk bekerja, dan menjelaskan hukum sewa-menyewa (upah-mengupah).

Sebenarnya masih banyak lagi solusi-solusi yang berupa sistem ekonomi Islam yang unik, karena eksistensinya yang merupakan wahyu dari Allah, yang mengharuskan kaum Muslim menerapkannya sebagaimana sistem-sistem dan perundangan-perundangan yang lain dengan penerapan secara revolusioner dan menyeluruh.

Mungkinkah hukum potong tangan bisa diterima dan diterapkan di Indonesia? Perdebatan panjang pasti akan terjadi dengan sengit. Kemungkinan besar perdebatan akan dimulai oleh kalangan yang antipati terhadap hukum Islam yang diangap radikal, ekstrim dan semacamnya. Kalangan ini justru kebanyakan berasal dari umat Islam sendiri. Logikanya mudah dipahami. Kebanyakan koruptor di Indonesia memang beragama Islam.
Substansinya sebenarnya terletak pada efesiensi dan efektifitas sebuah jenis hukuman. Maka dibutuhkan semacam konsensus nasional yang mau tidak mau harus melibatkan para pakar hukum, tata negara, pemuka-pemuka semua agama yang ada di Indonesia dan semua elemen.

Ini adalah jalan tengah di tengah pluralisme dan agama-agama yang berbeda. Untuk mengurainya sederhana saja:
1. Upaya menekan angka korupsi sampai ke angka terendah hanya dapat dicapai jika hukuman itu berpotensi memberikan efek jera yang sangat kuat.
2. Satu-satunya jenis hukuman bagi koruptor yang bisa memberikan efek jera hanya hukum agama termasuk hukum potong tangan dalam agama Islam.
3. Agama-agama yang ada dengan masing-masing pemeluknya harus tetap dihormati. Koruptor yang bukan Islam tentu tidak boleh dihukum potong tangan. Agama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha harus memberikan penerapan hukuman yang radikal untuk koruptor sesuai dengan hukum agama yang dianutnya masing-masing. Dalam hal ini sedapat mungkin agama-agama di Indonesia selain Islam  harus menyepakati bentuk hukuman yang dianggap paling 'setara' atau 'mendekati' hukum potong tangan.

NB : Artikel ini saya ikut sertakan sebagai sumbangsih dalam kompetisi ANTI KORUPSI BLOGPOST COMPETITION yang diselenggarakan oleh www.ceritainspirasi.net

Friday 12 February 2010

Ilmu Berbakti

Oleh: Fanda

Mau menuntut ilmu? Daftarkanlah dirimu ke sekolah, tentu saja. Sekolah memang tempat menuntut ilmu. Semua orang tua yang memiliki putra/putri yang akan menanjak balita pasti sudah mulai bertanya sana-sini mengenai sekolah. Sekolah apa yang sekarang bagus (maklum jaman sudah berubah, sekolah yang pada jaman mereka dulu bagus, belum tentu sekarang masih), berapa budget yang harus disiapkan, dll.

Masalahnya, apakah dengan memasukkan anak ke suatu sekolah yang bagus, itu berarti pendidikan si anak pasti terjamin sehingga orang tua bisa lepas tanggung jawab untuk mendidiknya? Oh tidak! Paling tidak, tidak-kalau itu di Indonesia (soalnya aku tak pernah tahu system pendidikan di negara lain). Menurutku, sekolah di Indonesia terlalu berfokus pada peningkatan kecerdasan otak (IQ) semata, sementara kualitas yang lain, seperti kecerdasan emosional (EQ) kurang atau belum diperhatikan.

Satu contoh saja, pada waktu kelulusan sekolah (SMA). Kelulusan boleh dipandang sebagai hal paling penting dalam hidup para ABG. Bagaimana tidak, itu kan pintu gerbang menuju masa depan mereka? Jadi, apa yang mereka rasakan? Senang, bahagia, lega, bersyukur. Pasti semua siswa (yang lulus) merasakan hal yang sama. Namun, bagaimana cara mereka mengekspresikan rasa bahagia dan syukur tadi? Kita tahu sendiri bagaimana suasana di banyak sekolah di tanah air ini ketika kelulusan sekolah. Corat-coret di baju seragam (kalau jamanku dulu cukup pake spidol, dan yang ditorehkan tanda tangan dan nama saja), kalau sekarang pakai cat warna-warni, dengan gambar atau tulisan apa saja.

Belum cukup, mereka yang naik sepeda motor akan melakukan konvoi di jalanan, dengan pakaian yang warna-warni tak keruan, merasa menjadi raja atau ratu jalanan sehingga tak lagi memperhatikan rambu lalu lintas, apalagi keselamatan pemakai jalan (termasuk dirinya sendiri). Memang, itu hak mereka sih. Toh mereka sudah bersusah payah belajar selama berhari-hari, memeras otak berjam-jam (mungkin loh ya…) demi mendapat predikat lulus itu. Jadi boleh toh kalau merayakan hari istimewa itu dengan tidak biasa?

Boleh saja. Harus malah, agar kelulusan itu menandai akhir sebuah fase perjalanan hidup, untuk kemudian memasuki fase berikutnya. Tapi, bagaimana kalau dengan suatu cara yang lebih bermakna dan bermanfaat serta bermartabat? Gimana caranya?

Mungkin kita boleh mencontoh cara para pelajar sebuah SMA di Korea Selatan ini. Para lulusan SMA Daemyung di Suwon, Gyeonggi ini merayakan kelulusannya dengan cara yang amat bersahaja, namun sesungguhnya jauh lebih berarti (baik bagi lulusan sendiri, maupun bagi orang tua mereka, dan mungkin bagi semua warga sekolah itu). Apa yang mereka lakukan terekam indah lewat gambar ini (maaf kalau tak terlalu bagus resolusinya karena hasil scan dari foto di koran)

.
Foto itu diberi judul ‘Tanda Bakti Anak’. Para lulusan bergantian membasuh kaki kedua orang tua mereka di dalam sebuah baskom. Sederhana bukan? Lalu apa artinya? Bagaimanapun mereka bisa lulus sekolah adalah hasil dari perjuangan dan pengorbanan kedua orang tua mereka. Orang tua sudah berkorban sedemikian demi masa depan yang gemilang buat anak-anaknya. Bagi orang tua, peristiwa itu pasti membuat mereka dihargai oleh anaknya, sekaligus membuat mereka bahagia dan bangga pada anaknya. Dan bagi si anak, peristiwa itu memberi pelajaran kepada mereka untuk menghargai pengorbanan orang lain, bahwa manusia tak dapat hidup sendirian dan mencapai segala sesuatu tanpa orang lain. Dan tentu saja, agar mereka tidak lupa kacang akan kulitnya, agar mereka tetap berbakti dan makin menghormati orang tuanya.

Ternyata, hal-hal kecil seringkali justru bermakna besar jika dilakukan dengan sepenuh hati. Dan ternyata pula, ada satu ilmu yang seharusnya dimasukkan dalam kurikulum di sekolah. Ilmu Berbakti. Salut pada SMA di Korea itu yang sudah menanamkannya pada anak didiknya melalui seremoni yang bersahaja itu…

Foto diambil dari Jawa Pos 11 Pebruari 2010 halaman 'Internasional'

Thursday 11 February 2010

Menghidupkan wisata lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo.


Oleh: Kika Syafii


Setelah 3 tahun ditambah pasca 100 hari pemerintahan yang sekarang, ternyata tidak sedikitpun menyentuh kondisi sosial korban lumpur Lapindo yang ada di Desa Porong, Sidoarjo. Perlahan dan (seperti) pasti, kondisi sosial di Porong dan desa-desa lainnya yang terkena dampak lumpur Lapindo dilupakan bahkan ditinggalkan. Rembug Nasional (National Summit) yang diadakan Presiden setelah pelantikannya juga seperti sengaja untuk tidak mengundang korban lumpur Lapindo.


Masih tercecer saat ini lebih dari 300 KK yang menganggur, hak penghidupan yang semestinya menjadi hak paten manusia hidup masih juga tidak diperjuangkan dengan baik. Bisa dibayangkan, berapa total nyawa yang terancam kelangsungan hidup, pendidikan dan masa depan bila dihitung dari 300 KK. Uang ganti beli (yang jelas-jelas uangnya dari Negara alias Rakyat) juga tidak membantu banyak, karena masih banyak penduduk yang belum menerima uang ganti asset tersebut.


Kebijakan Perpres No. 14/2007 adalah termasuk kebijakan ‘kesopanan’ pemerintah pusat pro Lapindo, tidak tegas dalam memberesi persoalan rakyat akibat kebijakan pengelolaan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) yang tidak berorientasi pada social safety.


Terakhir minggu ketiga bulan pertama tahun ini, saya mencoba melakukan assesment secara nyata ke desa-desa yang terkena dampak lumpur Lapindo. Lokasi pengungsian yang masih semrawut, pengangguran nyata yang terlihat di sisi danau lumpur, hingga wajah-wajah tegang yang berseliweran disekitarnya. Namun terlihat juga beberapa pengunjung yang menikmati danau lumpur ciptaan Lapindo itu. Luas tanggul yang hampir mencapai 1 KM menjadi strategic view untuk menikmatinya. Terlihat sekali minim aktifitas yang terjadi disini. Hampir seperti daerah mati. Sebelum menikmatinya, saya dicegat dan di minta membayar sebesar 5000 rupiah sebagai ganti uang tiket masuk ke lokasi wisata danau lumpur. Tanpa senyum dan tanpa basa basi, terlihat sekali ketegangan yang sudah akut menyelimuti pikiran mereka-mereka yang ada di daerah ini.


Berbekal melihat dan mencermati keadaan, kebutuhan perut para pengungsi yang berjumlah lebih dari 300 KK tersebut sudah tidak bisa lagi dihindarkan. Sudah sangatlah mendesak. Menurut Ipung M Nizar, salah satu koordinator pengungsi, mereka sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Kebanyakan dari mereka sulit untuk diajak keluar dari daerah lumpur tersebut. Hingga akhirnya dia sebagai koordinator tidak bisa juga meninggalkan rekan-rekan dan beberapa saudaranya yang masih tinggal dan menunggu uang ganti beli dari Pemerintah. Namun mereka berjanji bila ada jaminan penghidupan yang layak, mereka akan berusaha untuk keluar dari lingkungan Lumpur yang jelas-jelas sudah tidak lagi kondusif untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Selama ini Ipung dan teman-teman mencoba untuk berkarya dengan membuat CD/DVD dokumenter tentang kejadian Lumpur Lapindo.


Untuk membantu Ipung dan rekan-rekannya, saya beserta teman-teman mencapai pada tahap kesepakatan untuk membantu dengan cara menghidupkan saja sekalian wisata di Danau Lumpur Lapindo. Secara SDM dan kreatifitas, daerah Tanggulangin dan Porong merupakan sentra produksi kerajinan yang sangat dikenal di Indonesia. Di Tanggul pembatas lumpur yang lebar mencapai 15 Meter serta panjang hampir 1 KM itu nantinya akan didirikan pasar wisata dengan berbagai penjualan. Hanya saja dibutuhkan banyak modal untuk orang-orang korban Lapindo ini agar bisa berjualan.


Untuk mensiasatinya, saya secara pribadi akan menggandakan CD/DVD Dokumenter Lumpur Lapindo serta membuat beberapa macam produk yang berhubungan dengan tragedi ini. Yang nantinya hasil penjualan dikurangi modal akan saya kirim ke beberapa koordinator pengungsi disana, entah itu LSM atau personal. Diantaranya Ipung dan LSM yang tergabung dalam http://korbanlumpur.info. Beberapa produknya adalah T-Shirt dan Topi.


Pengadaan konsep Pasar Wisata Danau Lumpur ini juga merupakan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah dan mengingatkan kepada khalayak ramai bahwa masih banyak masalah yang diakibatkan oleh Lapindo dan pemerintah secara tidak langsung.


N.B

Dan bila ada rekan-rekan yang sanggup memberikan jaminan peminjaman uang kepada para korban untuk digunakan sebagai modal usaha awal, silahkan hubungi saya atau langsung kepada Ipung M Nizar dengan nomor telpon 0817335244.


Wednesday 10 February 2010

Kedai Kopi Menerima Tulisan Dari Luar


Lama juga saya mengalami hiatus di kedai kopi. Tidak heran, sudah banyak sarang laba-laba di setiap sudut... hehehehe. Para pelanggan juga semakin sepi saja. Tapi saya harus memaklumi hal ini. Tidak mungkin pelanggan memesan kopi atau datang sekedar mengobrol jika pemiliknya entah kemana rimbanya.

Tapi walau bagaimanapun kedai kopi akan tetap buka. Karena kesibukan di kantor dan di rumah, saya tidak bisa menghindari hiatus. Kemarin saya punya ide. Bagaimana jika kedai kopi menerima sumbangan tulisan dari sahabat-sahabat semua? Siapa saja boleh menulis di sini. Contentnya boleh beragam. Bagaimana pendapat anda?

Dengan cara ini kedai kopi pasti akan tetap ramai. Untuk menulis di kedai kopi, silahkan teman-teman menginformasikan email pribadi masing-masing. Oh ya, kali ini kopinya boleh gratis hehehehe..


Wednesday 13 January 2010

Undefinied

Lama juga menimbang-nimbang dan akhirnya saya memutuskan untuk mengecat lagi kedai kopi dengan template baru. Template sebelumnya tidak bisa menampilkan data tanggal dan hari postingan alias undefinied. Meski sudah diutak-atik sana sini.

Bahkan mbah Google pun sepertinya angkat tangan dengan pertanyaan saya mengenai masalah undefenied pada template sebelumnya. (hehehe, baru kali ini mbah Google menyerah ya?). Padahal saya sudah terlanjur jatuh cinta pada template itu, lho hehehe.

Ditemani suara hujan yang cukup deras saya cepat-cepat mengganti widget-widget pada bagian atap (takutnya bocor hahaha..). Sementara saya utak-atik nih, kepada para pelanggan setia kedai kopi silahkan diminum kopinya. Oh ya jika anda juga berminat mengecat rumah dengan template baru, silahkan saja ke toko template. Jaraknya dekat kok dari sini.

Wednesday 6 January 2010

Kupu-Kupu di Larut Malam



Kupu-kupu di larut malam tapi bukan kupu-kupu malam. Award cantik ini pemberian dari seorang sahabat blogger, mbak Elpa Yuliani. Karena mbak Elpa Yuliani tidak mencantumkan link blog saya yang mana ya yang diberi award, kesempatan diboyong saja ke kedai kopi hehehe. Tapi sama saja kan, mbak? 

Beberapa hari  tidak  update di sini, rasanya kangen juga ingin berbincang lagi tentang banyak hal dengan para pelanggan setia kedai kopi. Tapi, UNDEFINIED-nya masih menjadi masalah yang cukup mengganggu nih.  Padahal sudah saya coba utak-atik di DATE-nya sesuai saran pak Setiawan Dirgantara. Tapi mendadak muncul pikiran, mungkin bagus juga ya kalau update kedai kopi tidak perlu keterangan tanggal, hari, bulan dan tahun. Biar pengunjung penasaran, semua postingan di sini kapan ya ditulis? Hehehe..


Oh ya, hampir lupa nih. Kepada siapa saja yang belum memiliki award ini silahkan diboyong ke rumah anda masing-masing. Tapi mesti hati-hati membawa kupu-kupu ini. Jangan sampai sayapnya rusak, ya. Silahkan diminum dulu  kopinya(^_*)

Friday 1 January 2010

Teringat Masa Kecil

Photobucket

Mendadak ingatan saya ke masa kecil kembali membuncah setelah menerima award ini. Sampai ada keinginan untuk  kembali ke masa kecil dulu. Terimakasih ya, mbak Reni. Awardnya begitu lucu dan menggemaskan. 

Desain manis award ini begitu elegan dengan gambar seorang bocah imut lagi tertidur pulas bersama anjing kesayangannya. Melihat sebuah kail di tangannya pasti anak ini baru saja memancing di sungai ya, mbak. Tapi mungkin tidak memperoleh ikan. Kasihan. Anak itu pasti capek sampai tertidur di bawah pohon hehehe...

Sambil memajang award ini saya juga sedang mengecat kedai kopi dengan template eksperimen. Bagaimana pendapat anda? Siapa tahu ada masukan tentang warna cat yang terlalu tebal atau bagaimana? Beberapa kaleng cat tumpah tadi. Hehehe...akibatnya beberapa widget seperti Live Streaming menghilang. Kepada semua pelanggan setia kedai kopi dan siapa saja yang hanya sekedar bergegas lewat, silahkan diboyong juga  award ini ya.

Awal Tahun yang Manis dari Seiri Hanako



Salah satu pengalaman buruk di tahun kemarin membuat saya sekarang langsung posting jika ada pemberian award dari sahabat blogger. Pengalaman di 2009, beberapa award sahabat yang diberikan untuk sastra-radio terpaksa terpending dipajang untuk "entah berapa kapan" lagi. Waktu itu gara-gara kecerobohan saya sendiri, file award  tiba-tiba lenyap secara misterius dari komputer.

Sambil menyeruput kopi susu, saya begitu menikmati award ini. Desainnya kreatif dan apik. Temanya terasa sangat pas dengan pergantian tahun. Terimakasih teruntuk pemberi award ini, Seiri Hanako. Terimakasih ya, mbak. Seiri Hanako  memiliki sebuah WebBlog Puisi. Jika anda adalah penikmat puisi-puisi humanis ataupun romantis maka dijamin pasti anda betah berlama-lama di blognya

Tahun 2009 telah berlalu meninggalkan tapak-tapak kenangan, ingatan dan lamunan tentang ribuan peristiwa. Di tahun 2010, semoga lebih baik dari tahun kemarin. Hmmm, maaf nih, kelamaan ngobrolnya..sampe lupa sediakan kopi hehehehe...

*keterangan: semua huruf yang tercetak miring bukan bahasa Indonesia yang baik dan benar (^_*)


pelanggan setia