Sunday, 13 December 2009
Teori Air Versus Teori Hujan Dalam Menulis
Benarkah sebuah tulisan mutlak membutuhkan ide? Sebahagian besar orang yang bahkan biasa menulis buku, mengelola blog dan sebagainya menganggap pekerjaan menulis harus tergantung dari ide. Mereka juga meyakini bahwa ruang dan waktu yang cukup adalah pendukung utama bagi kenyamanan menulis. Ini dialami oleh sebahagian orang yang memperlakukan ide-idenya sebagai hujan. Padahal teori hujan menyatakan tidak setiap saat tetes air bisa turun dari langit. Hujan memiliki kekuasaan, ia akan turun sesuka hati.
Hujan hanya salah satu bentuk dari air. Bagaimana dengan teori air? Air mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat rendah. Air tidak deras ketika harus bertemu batu ataupun sampah. Tapi air tetap mencari celah untuk tetap mengalir. Di musim kemarau pun air masih tetap ada meski hanya sekedar tergenang. Ketika ide terasa kering, mesti disiasati dengan mencari tempat berkubang.
Kenyataannya setiap manusia memiliki sebuah ide dalam setiap satu menit. Itu bisa dibuktikan dengan memperhatikan orang-orang yang mengobrol. Obrolan kita dengan seorang teman tidak pernah terencana secara detail, isi maupun tema. Tapi tetap ada saja bahan obrolan. Sungguh janggal ketika sebuah obrolan harus menunggu berlama-lama bahan pembicaraan turun dari langit. Meski hanya sekedar basa-basi.
Lalu bagaimanakah semestinya memperlakukan sebuah ide? Jika menerapkan teori hujan, bisa dipastikan seorang penulis hanya bisa memproduksi karya "senin-kemis." Jika berani menerapkan teori air, kemungkinan besar seorang penulis bisa memproduksi karyanya bahkan dalam perkembangan perjam. Bukan perhari. Teori air ternyata dapat mendorong beragam teknik yang praktis. Seorang penulis memiliki semacam bank ide di kepalanya. Bank ide itu bisa berbentuk catatan kecil, konsep di handphone, file dokumen di komputer misalnya, dan sebagainya. Setiap saat ide itu bisa dituliskan kapanpun ia inginkan. Karena ide diperlakukan layaknya air, jadilah ide itu mengalir sebagaimana obrolan kita sehari-hari.
(Terimakasih buat almarhum ayah saya yang pernah mengajarkan teori ini tapi ternyata saya sendiri belum berhasil menerapkannya hehehehe...)
36 orang ngopi:
kalo berdasar teori diatas dalam menulis blog mungkin saya termasuk tipe air... yang sesuka hati aja menulis apapun tanpa takut apapun.. hehehe...
tapi kan air datangnya dari hujan.. jadi kadang2 kalo moodynya kumat saya bisa menjadi hujan juga,.... kekekekekekek
pertamaaaaaaaaaaaaaaaax,,,,,,
sekali2 nyepam akh......
soalnya ini stasiunn terakhir sebelum tidur.....
jadi sekalian KELIMAXXXX
hayah!!!
rangga ambil kelimaksss!!!!!
aku sering kehilangan ideeee... ga bisa nulis postiingg.. huaaaaaa..
bener juga tuh teroi air bisa di tes. hehehe
udah ah. hahahahhaha
Wah semuanya nyepam tuh
Ikutan ah
Pantas deh ivan punya 2 blog yg sama kualitas postingannya, karena punya teori bgmn mendapat ide
Teori air yg luarbiasa ,kalo penulis kacangan seperti saya mungkin nunggu musim hujan dulu buat nulis he he...
Siip idenya...
setiap ide dalam semenit atau sejam harus segera diposting ke dalam konsep di HP, file kompi dsb agar tidak terlupa.
All- Terimakasih telah mampir. Mau minum kopi apa nih?
SELAMAT BERAKHIR PEKAN, SAHABAT BLOGGER SE-INDONESIA DAN DUNIA. TETAP SEMANGAT DALAM BERKARYA.
waduh kang,kayaknya aq masih make teori hujan dulu nih
hehehe
masih sibug berat,jadi ide buat nulis apa tuh gag sempet muncul
hehehehe
yanuar, kan yang penting tetap bisa ngopi kan? hehehe
Teori yg sangat mantab Mas, memang benar itu, manusia pasti punya ide di setiap detiknya sebelum berbicara.
Kang Sugeng mau minum kopi susu?
Masih bersyukur,
entah kenapa tidak pernah kehabisan ide menulis.. :)
Ada-ada saja cerita yang bisa saya tuangkan dalam tulisan, dengan adanya blog, saya bersyukur banget, bisa berbagi cerita pada teman-teman.. :)
Ditambah secangkir kopi,, hmmm..
ajibb..
ngomongin ide, jadi teringat teori rasionalis atau emipirisis? #halah
kalo ide bida mengalir seperti air
juga bisa sekompulsive hujan..
hehehehe
apapun itu... kita para blogger membutuhkannya...
:)
@All- Teriamkasih udah mampir ngopi. Gimana akhir pekannya? Asyik2 aja kan?
salam sobat
ya benar sobat ide di otak kepala kita bagaikan air,,biarkan mengalir..mengikuti alirannya,,dan mengalir dengan sendirinya.
tiap jam nulis? hmm...bisa aja sih, Van. asal ada waktunya. karna memang benar setiap jam pasti ada bahan obrolan jadi mestinya ada bahan ide ya. tks utk teori airnya yg pas banget buat aku. krn rasanya aku selalu kebanjiran ide.
NURA-Al Jubail makin asyik aja nih..
Sang Cerpenis-Mbak Fanny salah seorang penulis yg kayaknya telah menerapkan teori air dalam menulis deh. Kalo aku sih masih belajar menerapkannya. Ya, benar..waktu dan ruang kadang jadi musuh utama.
pak sancuk (wartawan senior kompas) pernah bilang kepada saya : berita (ide) itu bak turun dari langit.. jangan sampai ketiadaan ide menjadi musuh ngeblog, ide itu banyak segudang, tapi bagaimana agar ide2 itu bisa masuk ke otak supaya otak bisa mengolah ide tersebut...
@ secangkir teh dan sekerat roti- jadi gak pesan kopi nih mbak? Soalnya udah bawa teh sendiri. Rotinya ditinggal aja mbak ya hehehe..
ikut mengalir aja, ide nya terbawa arus!
Ide seringkali hadir, tapi pengalamanku... jika ide itu tak langsung aku catat, akan hilang.. hehehe..
Terus, spt pengalamanku meskipun aku punya ide, tapi jika kondisi fisik dan psikis sedang lelah, maka ide menjadi mentah.
kalau saya masih terbentur sama idealis
memang ide bisa muncul setiap satu menit
namuntidak semua klp dengan topic blog yg say pertahanlkan :)
Kayaknya termasuk tiori air nih... enjoy aja pooknya asal nulis
Salam Sastra
Kumpulan Puisi Acep Zamzam Noor, Artikel Budaya, Artikel Sastra, Artikel Sosial, Artikel Seni, Lukisan Acep Zamzam Noor dapat di update pada Blog http://acepzamzamnoor.blogspot.com
Selamat Berapresiasi
@ Acep Zamzam Noor- Salam sastra. Terimakasih banyak infonya, om. Saya tidak menyangka kedatangan om Acep di sini. Sebuah kehormatan besar kedai kopi dikunjungi oleh penulis ternama seperti anda. Salam budaya.
Baru tau nih van , ada yang namanya teori air dan teori hujan...
makasih banyak...
Aku selama ini pake teori apa yah..??
Pak Setiawan pasti menerapkan teori air. Iya kan? Ngaku aja pak he he he
Post a Comment