Pages

Tuesday 2 March 2010

KITA MASIH BUTUH SECANGKIR KOPI

Entah kenapa tiba-tiba aku menjadi seorang plagiat. Ya...benar-benar menjadi plagiator dari sebuah pesan yang aku dapat dari HP ku dan aku rasa cukup penting untuk di bagi di blog ini. Dan aku sendiri tidak tahu dari mana asal tulisan ini. Dan siapapun yang menulis dan mengirimkannya via Blackberry aku mohon maaf karena setelah aku telusuri aku tak pernah tahu siapa yang mengawalinya. Ini kisah tentang pentingnya secangkir kopi bagi kehidupan kita.

Seorang profesor berdiri di depan kelas filsafat. Tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil "toples" kosong yang besar dan mulai mengisi dengan "bola-bola golf". Lalu dia bertanya apakah "toples" itu sudah penuh????? mereka setuju dan mengatakan iya.

Kemudian sang Profesor mengambil sekotak "batu koral" dan menuangkannya ke dalam  toples. Ia mengguncang ringan. "Batu-batu koral" masuk dan mengisi tempat-tempat kosong antara bola-bola golf. Dia kembali bertanya, apakah toples itu sudah penuh?  Para murid kembali mengangguk setuju

Selanjutnya sang profesor kembali mengambil "sekotak pasir" dan menebarkan ke dalam toples. Tentu saja pasir itu menutup semua yang ada di dalamnnya termasuk bola golf dan batu koral. Sekali lagi ia bertanya, murid-muridnya tertawa dan setuju bahwa toples tersebut sekarang benar-benar telah penuh.

Profesor kemudian menuangkan "dua cangkir kopi" ke dalam toples, dan kopi tersebut merembes mengisi ruangan-ruangan di antara pasir.

Sang Profesor berkata, "Pahamilah bahwa 'toples' ini mewakili hidup kita. 'Bola-bola golf'  adalah hal-hal penting bagi kita. Agama, Tuhan, Keluarga, Anak-anak, kesehatan dan para Sahabat. Jika semua hilang dan hanya tinggal mereka yang kau miliki, maka hidupmu masih tetap akan penuh.

'Batu-batu koral' adalah pekerjaan, rumah, mobil, dan hal-hal lain yang menunjang kehidupan. Sedangkan 'pasir' adalah hal-hal lainnya yang sepele. Makanan enak, pakaian bagus, pujian teman dan sebagainya.
Jika yang pertama kita masukkan pasir ke dalam toples, maka tidak akan tersisa ruang untuk bola golf dan batu koral. Sehingga energi kita akan habis untuk hal-hal yang sepele saja.

Jadi, beri perhatian untuk hal-hal yang kritis. Sayangilah pasanganmu. Bermainlah dengan anak-anakmu. Luangkan waktu untuk kesehatanmu. Beri perhatian dulu pada bola-bolo golf. Dengan begitu hidup menjadi benar.

Salah satu murid bertanya, "bagaimana dengan kopinya? simbol apa itu?
Sang Profesor tertawa, "itu untuk menunjukkan bahwa sekalipun hidupmu tampak begitu penuh, selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabatmu" 


Mungkin bagi orang lain, kiriman-kiriman pesan seperti ini seperti sesuatu yang tidak penting atau bahkan membosankan. Tapi entah kenapa pesan itu benar-benar menyadarkan aku tentang apa yang aku anggap penting dalam kehidupanku. Terkadang aku tak peduli dengan bola-bola golf dan lebih mementingkan batu koral dan sekantung pasir.
Dan yang lebih penting lagi adalah aku terlalu sibuk dengan kehidupanku dan permasalahanku hingga aku lupa jika aku butuh seorang teman atau seorang teman yang membutuhkanku untuk saling mengisi dan berbagi sambil minum secangkir kopi.
Sahabat.....adakah yang mau menemaniku minum kopi saat ini?




 Catatan ini aku persembahkan kepada para pecinta kedai kopi 
yang masih mempunyai kesempatan untuk berbagi

pelanggan setia