Pages

Monday 8 March 2010

" Aku ingin belajar bersama mama !"


Sudah hampir satu tahun lamanya nina, gadis cilik berusia lima tahun itu ditinggal ibunya untuk selamanya. Otomatis tugas seorang ibu diemban oleh sang ayah, yang harus sebisa mungkin menjadi dua peran sekaligus dikerjakannya.

Pada suatu hari sang ayah tak dapat menahan emosi dengan memukul Nina, dengan alasan Nina nakal tak dapat melakukan les baca dengan baik disekolahnya. Walau kesakitan yang diderita Nina atas pukulan sang ayah yang membagi buta, Nina hanya mampu memohon maaf terhadap sang ayah, tapi sang ayah tak perduli dengan rajukan pilu sang anak.

Setelah waktu telah berlalu dari kejadian itu, sang ayah menanyakan alasan kenapa Nina tak mau les baca, Nina menjawab lirih...” aku ingin belajar bersama mama !” .

Sang ayah tersentak dengan jawaban sang anak, akhirnya Nina dipeluknya dengan segala pengertian yang dilontarkan sang ayah. Dan sang ayahpun memohon maaf untuk tidak mengulang lagi perbuatannya.

Hari raya tinggal beberapa hari lagi dari bulan ramadhan, Ayah Nina sudah mempersiapkan puluhan lembar kartu ucapan untuk handai taulan dan relasinya.

Sepulang dari kantor, sang ayah tak menemukan kartu ucapan itu dilaci mejanya. Dengan nada bingung sang ayah bertanya terhadap Nina tentang kartu ucapan itu, Nina menjawab dengan polos ..”aku kirim kekantor pos, ayah!”

Dengan kemarahan yang tak terbendung lagi Nina dipukul kembali oleh sang ayah, seperti biasa Nina hanya mampu, merajuk memohon maaf, dan seperti biasa sang ayah tak mau perduli.

Akhirnya sang ayah mengecek ke kantor Pos untuk memastikan kartu-kartu ucapan yang dikirim Nina, setelah dicek kebenarannya Nina telah mengirim, dan dicek pula isi dari kartu-kartu tersebut, ternyata tanpa tulisan apapun atau kosong, karena Nina belum mampu menulis.

Setelah Nina ditanya sang ayah kenapa kirim kartu-kartu tersebut dengan tanpa tulisan, Nina memjawab lirih...” aku ingin mengirimi mama disurga , karena sebentar lagi hari raya, agar mama pulang!”

Dengan isak tangis sang ayah memeluk Nina , kesadaran lalu meliputi sang ayah bahwa Nina sangat membutuhkan seorang mama disampingnya, karena peran dia menjadi seorang ibu telah gagal.

Kasih sayang dan perhatian yang sangat dibutuhkan Nina adalah sangat lah wajar dari usia yang begitu dini telah ditinggal pergi seorang ibu untuk selamanya, ibu Nina memang sudah dikehendaki pulang lebih cepat keharibaannya. Cobaan begitu berat bagi suami dan anaknya dan harus menerima kenyataannya. Dan apakah seorang ibu yang meninggalkan seorang anak begitu saja dengan perceraian , sadar akan tugas dan kewajibannya sebagai ibu yang sangat dibutuhkan sang anak. Marilah kita renungkan bersama .

*********

25 orang ngopi:

Bunda Alfi said...

Assalamualikum...
Mau numpang nyeduh kopi nih dsisni, dirumah air paanasnya ga ada hehe...

Anazkia said...

Hiks, sedihnya mas :(( no koment yah...

annie said...

Ini tulisan Ateh ya? Kepulan asapnya kental hehe ...
sungguh menyentuh ...

Thariq said...

subhanallah...
tega sekali ayahnya memukul tanpa tahu alasannya...
walopun seketika sadar..tapi tetep aja sakitnya masih terasa...

Ivan Kavalera said...

Waah, nikmat banget seduhan kopinya mbak Latifah ya. Siip.

Ayoe Ritma said...

subhanallah....
sedih banget mas bancanya... hikhik...:'(

RanggaGoBloG said...

mampir mampir....

Joddie said...

mantaap.. ^^ mengingatkan saya pada masa lalu saya.. yup mama saya telah pergi.. selamanya.. berat benget rasanya menjadi 'sendiri' jika belum saatnya.. nice post.. ^^

Seiri Hanako said...

kalo aku ingin belajar bersama di sini'
(^__^)

nice post...
maknyuussss...

Sohra Rusdi said...

nikmatnya kopi resep baru dari mbak Ateh, jadi merana hati membacanya

catatan kecilku said...

Hadir di kedai kopi kali ini membuat hatiku teriris-2...
Mencoba memahami perasaan Nina kecil.. sedih banget. Betapa dia haus akan kasih sayang seorang ibu.

the others... said...

Mbak Ateh sukses membuatku menangis nih...

Bento said...

Jadi terharu..

Ninda Rahadi said...

huaahuaaaa :'(

Local Download said...

mengharu biru tapi ada pelajaran yang bisa ambil dari kisah diatas..

thanks for sharing kawan^^

salam blogger :D

duniaira.blogspot said...

jika berbicara tentang ibu aku selalu tak bisa berkata apa-apa....

kharis sulistiyono said...

tak ada yang bisa mengalhkan kasih sayang seorang ibu. Pertumbuhan anak tanpa kehadiran ibu akan terganggu dari sisi psikologisnya yang bisa membentuk karakter anak cenderung emosional (*menurut saya sih)

nietha said...

mampir ke warung kopi dulu.. my first visit

Harry seenthing said...

met malam mas, gimana kabarnya si nina skr...dah belajar ama mamanya yah

Beranda Jiwa said...

salam
wakh seduhan kopinya nikmat buanget mas.......
waduh sedih buanget ceritanya

Anonymous said...

aku serta blue sellau ingin menemani abang tuk meneguk secangkir kopi bersama sama
salam dalam kehangatannya aku

UMS EDUKASI RSBI said...

Salam kenal...incip kopinya boleh kan..

dasir said...

salam kenal,
miss komunikasi memang sering buat kejadian yg g enak,
apalagi miscall..g nyambung emang. Hehe

Unknown said...

sedih bacanya...



lg nyari teh nih, di sini ada ngga?hehe...

Unknown said...

baru nyadar, ini blog rame2 ya? hehhe

pelanggan setia