Pages

Monday 3 May 2010

Seorang anak ibarat tanaman rambat

Anak kecil itu menjerit…mengaduh, Memohon  agar hati nurani digunakan
Kepada…mereka sang Premanisme, Yang menganiaya hati dan hidupnya.

Aku tidak tahu apa itu mencuri
Aku tidak tahu apa itu berbohong
Aku tidak tahu apa itu dosa
Aku tidak tahu apa itu surga dan neraka


Aku hanya tahu
Bagaimana mengisi perut agar kenyang
Dan tak perduli dari mana aku mendapatkannya

Aku hanya tahu
Mencuri itu ternyata menyenangkan
Karena dengan itu tanpa harus banting tulang dan mengucurkan keringat

Karena….
Tak ada nasehat dan pendidikan yang kudapat
Hariku…yang kuisi tanpa aturan
Karena itulah yang aku dapatkan

Jalanan yang kejam sebuah kehidupan dari gambaran keliaran tanpa ada aturan. Yang membawa mereka menjadi anak-anak jalanan yang liar . Disana terbentuklah, anak-anak yang tak bermoral, dari arahan sang Premanisme, Mungkin orangtua, kakek dan buyutnya lah sang Premanisme itu sendiri ?...ntahlah…

Sangat miris menyayat hati melihatnya tanpa kita dapat berbuat dan bertindak. Mungkinkah akan dan tetap seperti ini Negeri yang kita cintai ? ya…sepertinya akan tetap menjadi pelengkap tiap-tiap jalanan yang dihiasi oleh gedung-gedung yang sangat megah dan mewah.

Seorang Anak  itu ibarat tanaman rambat yang harus kita arahkan agar tertata rapi, kesempatan untuk mendidik dan merawat buah hati kita janganlah disia-siakan, tanpa orangtua dan guru mereka tak akan ada yang mengarahkan kemana mereka akan berjalan. Jadilah orangtua dan guru yang bijak bagi mereka.

16 orang ngopi:

ivan kavalera said...

Perumpamaan yang sangat pas. Renungan indah dini hari.

duniaira.blogspot said...

jadi tambah pingin punya anak hiksssssss

Anton said...

Kopinya setengah sob, saya hanya duduk sebentar, sambil liat premanisme yang lagi berdasi.

adhy bipers said...

postingan mantap euy..berangkatt

RCA said...

Mampir sejenak di sini baca-baca..

Danil Edan said...

q simax aja Sipp de.... Tetep Smangadh

MONOKROM said...

kata pepatah bentuklah ranting selagi masih muda sebelum dia menua, bentuklah tanah liat selagi masih basah, sebelum dia mengering dan menjadi keras.
Orangtua adalah guru pertama bagi anak dalam kehidupannya. Hindari penyesalan, dengan melewatkan kesempatan berharga bersama keluarga, untuk mengamati pertumbuhan dan perkembangan anak yang semakin menggemaskan dari hari ke hari. karena peristiwa itu tak akan pernah terulang kembali.

berpikir positif said...

anak adalah makhluk kecil yang begitu butuh perhatian dan kasih sayang kita

Seiri Hanako said...

renungan yang wah..

Skydrugz said...

analogi yang bagus :D

keren :D

Sohra Rusdi said...

Aku mampir tapi bukan karena stress

erica az said...

artikel yang membuka wawasan sob, terima kasih.

Lily Kasim said...

makasih atas nasehat dlm puisinya..

achen said...

Yups, lingkungan memang faktor yang penting tuk pertumbuhan anak...

buwel said...

puisi yang menggugah...

blogger bumi lasinrang said...

mampir minum kopi untuk begadang

pelanggan setia