Saturday, 18 December 2010
Thursday, 2 December 2010
Gila! Pasangan ini Tiduri 52 Perawan dan 49 Perjaka
Sunday, 28 November 2010
Domain "sastra_dio" Yang Gratisan Dibajak Orang Lain
Kepada sobat-sobat blogger. Blog "Internet World" dengan URL www.kavalera.co.cc bukan blog saya. Blog tersebut juga dihosting di blogspot. Saya sama sekali tidak tahu siapa yang telah "menyambar" domain co.cc gratisan itu setelah saya beralih ke domain dotcom yang berbayar.
Setelah saya ganti domain dari www.kavalera.co.cc ke www.ivankavalera.com ada oknum yang mengambil domain itu tanpa seizin saya lalu dipasang di blognya. Blog saya yang "sastra_dio" linknya yang asli sekarang adalah www.ivankavalera.com.
Terimakasih. Salam hangat.
Wednesday, 25 August 2010
Puisi Yang Ditolak Guruku
Tuesday, 15 June 2010
Mohon doa dari sahabat semua
Dengan ucapan terimakasih yang tak terhingga atas doa yang terlimpah dari sahabat-sahabat pengunjung kedai kopi dari kami.
Wednesday, 2 June 2010
Hmmmmm...
"Hmmmmm.." bisa bermakna ganda, yakni ujung atau kesimpulan setelah mengalami, melihat atau merasakan sesuatu. Entah menyenangkan atau tidak. Luar biasa atau sepele. Dan seterusnya. "Hmmm.." saya menyimpulkannya kali ini sebagai desahan luar biasa. Desahan itu..sebenarnya tidak mampu saya pindah tempatkan ke dalam tulisan. Saya hanya ingin merasakannya kali ini sebagai energi untuk mencoba memahami orang lain dan semesta alam. Hmmm, silahkan dihirup dulu aroma kopinya sebelum direguk.
Monday, 3 May 2010
Seorang anak ibarat tanaman rambat
Friday, 30 April 2010
MANDIKAN AKU BUNDA
Thursday, 15 April 2010
WAJAH ITU WAJAH CINTA
Sunday, 4 April 2010
GENERASI KANCIL......!
" Sikancil anak nakal. Suka mencuri mentimun. Ayo cepat ditangkap!!! Jangan di beri ampun"
Wednesday, 24 March 2010
SAAT KOPI PERNAH TERLARANG
Monday, 8 March 2010
" Aku ingin belajar bersama mama !"

Sudah hampir satu tahun lamanya nina, gadis cilik berusia lima tahun itu ditinggal ibunya untuk selamanya. Otomatis tugas seorang ibu diemban oleh sang ayah, yang harus sebisa mungkin menjadi dua peran sekaligus dikerjakannya.
Pada suatu hari sang ayah tak dapat menahan emosi dengan memukul Nina, dengan alasan Nina nakal tak dapat melakukan les baca dengan baik disekolahnya. Walau kesakitan yang diderita Nina atas pukulan sang ayah yang membagi buta, Nina hanya mampu memohon maaf terhadap sang ayah, tapi sang ayah tak perduli dengan rajukan pilu sang anak.
Setelah waktu telah berlalu dari kejadian itu, sang ayah menanyakan alasan kenapa Nina tak mau les baca, Nina menjawab lirih...” aku ingin belajar bersama mama !” .
Sang ayah tersentak dengan jawaban sang anak, akhirnya Nina dipeluknya dengan segala pengertian yang dilontarkan sang ayah. Dan sang ayahpun memohon maaf untuk tidak mengulang lagi perbuatannya.
Hari raya tinggal beberapa hari lagi dari bulan ramadhan, Ayah Nina sudah mempersiapkan puluhan lembar kartu ucapan untuk handai taulan dan relasinya.
Sepulang dari kantor, sang ayah tak menemukan kartu ucapan itu dilaci mejanya. Dengan nada bingung sang ayah bertanya terhadap Nina tentang kartu ucapan itu, Nina menjawab dengan polos ..”aku kirim kekantor pos, ayah!”
Dengan kemarahan yang tak terbendung lagi Nina dipukul kembali oleh sang ayah, seperti biasa Nina hanya mampu, merajuk memohon maaf, dan seperti biasa sang ayah tak mau perduli.
Akhirnya sang ayah mengecek ke kantor Pos untuk memastikan kartu-kartu ucapan yang dikirim Nina, setelah dicek kebenarannya Nina telah mengirim, dan dicek pula isi dari kartu-kartu tersebut, ternyata tanpa tulisan apapun atau kosong, karena Nina belum mampu menulis.
Setelah Nina ditanya sang ayah kenapa kirim kartu-kartu tersebut dengan tanpa tulisan, Nina memjawab lirih...” aku ingin mengirimi mama disurga , karena sebentar lagi hari raya, agar mama pulang!”
Dengan isak tangis sang ayah memeluk Nina , kesadaran lalu meliputi sang ayah bahwa Nina sangat membutuhkan seorang mama disampingnya, karena peran dia menjadi seorang ibu telah gagal.
Kasih sayang dan perhatian yang sangat dibutuhkan Nina adalah sangat lah wajar dari usia yang begitu dini telah ditinggal pergi seorang ibu untuk selamanya, ibu Nina memang sudah dikehendaki pulang lebih cepat keharibaannya. Cobaan begitu berat bagi suami dan anaknya dan harus menerima kenyataannya. Dan apakah seorang ibu yang meninggalkan seorang anak begitu saja dengan perceraian , sadar akan tugas dan kewajibannya sebagai ibu yang sangat dibutuhkan sang anak. Marilah kita renungkan bersama .
*********
Tuesday, 2 March 2010
KITA MASIH BUTUH SECANGKIR KOPI
Seorang profesor berdiri di depan kelas filsafat. Tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil "toples" kosong yang besar dan mulai mengisi dengan "bola-bola golf". Lalu dia bertanya apakah "toples" itu sudah penuh????? mereka setuju dan mengatakan iya.
Kemudian sang Profesor mengambil sekotak "batu koral" dan menuangkannya ke dalam toples. Ia mengguncang ringan. "Batu-batu koral" masuk dan mengisi tempat-tempat kosong antara bola-bola golf. Dia kembali bertanya, apakah toples itu sudah penuh? Para murid kembali mengangguk setuju
Selanjutnya sang profesor kembali mengambil "sekotak pasir" dan menebarkan ke dalam toples. Tentu saja pasir itu menutup semua yang ada di dalamnnya termasuk bola golf dan batu koral. Sekali lagi ia bertanya, murid-muridnya tertawa dan setuju bahwa toples tersebut sekarang benar-benar telah penuh.
Profesor kemudian menuangkan "dua cangkir kopi" ke dalam toples, dan kopi tersebut merembes mengisi ruangan-ruangan di antara pasir.
Sang Profesor berkata, "Pahamilah bahwa 'toples' ini mewakili hidup kita. 'Bola-bola golf' adalah hal-hal penting bagi kita. Agama, Tuhan, Keluarga, Anak-anak, kesehatan dan para Sahabat. Jika semua hilang dan hanya tinggal mereka yang kau miliki, maka hidupmu masih tetap akan penuh.
'Batu-batu koral' adalah pekerjaan, rumah, mobil, dan hal-hal lain yang menunjang kehidupan. Sedangkan 'pasir' adalah hal-hal lainnya yang sepele. Makanan enak, pakaian bagus, pujian teman dan sebagainya.
Jika yang pertama kita masukkan pasir ke dalam toples, maka tidak akan tersisa ruang untuk bola golf dan batu koral. Sehingga energi kita akan habis untuk hal-hal yang sepele saja.
Jadi, beri perhatian untuk hal-hal yang kritis. Sayangilah pasanganmu. Bermainlah dengan anak-anakmu. Luangkan waktu untuk kesehatanmu. Beri perhatian dulu pada bola-bolo golf. Dengan begitu hidup menjadi benar.
Salah satu murid bertanya, "bagaimana dengan kopinya? simbol apa itu?
Sang Profesor tertawa, "itu untuk menunjukkan bahwa sekalipun hidupmu tampak begitu penuh, selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabatmu"
Mungkin bagi orang lain, kiriman-kiriman pesan seperti ini seperti sesuatu yang tidak penting atau bahkan membosankan. Tapi entah kenapa pesan itu benar-benar menyadarkan aku tentang apa yang aku anggap penting dalam kehidupanku. Terkadang aku tak peduli dengan bola-bola golf dan lebih mementingkan batu koral dan sekantung pasir.
Dan yang lebih penting lagi adalah aku terlalu sibuk dengan kehidupanku dan permasalahanku hingga aku lupa jika aku butuh seorang teman atau seorang teman yang membutuhkanku untuk saling mengisi dan berbagi sambil minum secangkir kopi.
Sahabat.....adakah yang mau menemaniku minum kopi saat ini?
Saturday, 20 February 2010
Mudahnya berbelanja online

|
Monday, 15 February 2010
Efek Jera Bagi Koruptor Dan Hukum Agama

- Selama 20 tahun pemerintah harus menanggung biaya hidup terhukum. Bila asumsi biaya makan seorang Napi setiap hari berkisar Rp. 10.000,- maka selama 20 tahun (dengan asumsi zero inflation), biaya yang harus ditanggung pemerintah berkisar: Rp. 12.000 x 20 tahun x 365 hari = Rp. 73.000.000,- untuk seorang Napi saja. Belum lagi menyediakan prasarana lain yang juga tidak kalah banyaknya dan juga biayanya.
- Alangkah lebih baik dana dan anggaran pembiayaan narapidana itu dialihkan untuk hal lain yang lebih bermanfaat demi kesejahteraan atau memberi penghidupan bagi orang miskin di negeri ini. Penjara atau sekarang dikenal sebagai Lembaga Pemasyarakatan, belum tentu dapat membina seseorang untuk berperilaku lebih baik lagi. Ini terbukti dari beberapa kasus kejahatan kriminal dan narkoba, penjara justru menjadi “sekolahan” untuk memperbaiki teknik kejahatannya..
- Hukuman yang demikian lama, tidak jarang membuat keretakan hubungan rumah tangga dan persaudaraan. Yang akhirnya malah menimbulkan guncangan bagi keluarga narapidana terutama bagi anak-anak. Dan anak-anak yang berlatar belakang broken home, tidak jarang akan menimbulkan persoalan baru bila ia sudah dewasa kelak.
- Hukuman penjara juga berarti membuat si terhukum harus mampu menahan syahwat libidonya. Karena sejak ia menghuni penjara, maka ia tidak bebas lagi menyalurkan libidonya secara halal. Tidak menutup kemungkinan membuka peluang pelacuran tersembunyi di penjara atau penyimpangan perilaku seksual di penjara mulai dari yang ringan seperti onani hingga perilaku homoseksual. Dan hal ini malah menjadi kemungkaran yang baru dan tidak mustahil pula malah menjadi ajang penyebaran penyakit kelamin yang mematikan seperti AIDS.
- Tidak jarang kehidupan gratis di dalam penjara bisa menyebabkan motivasi seseorang untuk berbuat kejahatan. Jadi motivasinya:” berbuat jahat dulu, kemudian hidupnya akan ditanggung Negara.”
NB : Artikel ini saya ikut sertakan sebagai sumbangsih dalam kompetisi ANTI KORUPSI BLOGPOST COMPETITION yang diselenggarakan oleh www.ceritainspirasi.net
Friday, 12 February 2010
Ilmu Berbakti
Mau menuntut ilmu? Daftarkanlah dirimu ke sekolah, tentu saja. Sekolah memang tempat menuntut ilmu. Semua orang tua yang memiliki putra/putri yang akan menanjak balita pasti sudah mulai bertanya sana-sini mengenai sekolah. Sekolah apa yang sekarang bagus (maklum jaman sudah berubah, sekolah yang pada jaman mereka dulu bagus, belum tentu sekarang masih), berapa budget yang harus disiapkan, dll.
Masalahnya, apakah dengan memasukkan anak ke suatu sekolah yang bagus, itu berarti pendidikan si anak pasti terjamin sehingga orang tua bisa lepas tanggung jawab untuk mendidiknya? Oh tidak! Paling tidak, tidak-kalau itu di Indonesia (soalnya aku tak pernah tahu system pendidikan di negara lain). Menurutku, sekolah di Indonesia terlalu berfokus pada peningkatan kecerdasan otak (IQ) semata, sementara kualitas yang lain, seperti kecerdasan emosional (EQ) kurang atau belum diperhatikan.
Satu contoh saja, pada waktu kelulusan sekolah (SMA). Kelulusan boleh dipandang sebagai hal paling penting dalam hidup para ABG. Bagaimana tidak, itu kan pintu gerbang menuju masa depan mereka? Jadi, apa yang mereka rasakan? Senang, bahagia, lega, bersyukur. Pasti semua siswa (yang lulus) merasakan hal yang sama. Namun, bagaimana cara mereka mengekspresikan rasa bahagia dan syukur tadi? Kita tahu sendiri bagaimana suasana di banyak sekolah di tanah air ini ketika kelulusan sekolah. Corat-coret di baju seragam (kalau jamanku dulu cukup pake spidol, dan yang ditorehkan tanda tangan dan nama saja), kalau sekarang pakai cat warna-warni, dengan gambar atau tulisan apa saja.
Belum cukup, mereka yang naik sepeda motor akan melakukan konvoi di jalanan, dengan pakaian yang warna-warni tak keruan, merasa menjadi raja atau ratu jalanan sehingga tak lagi memperhatikan rambu lalu lintas, apalagi keselamatan pemakai jalan (termasuk dirinya sendiri). Memang, itu hak mereka sih. Toh mereka sudah bersusah payah belajar selama berhari-hari, memeras otak berjam-jam (mungkin loh ya…) demi mendapat predikat lulus itu. Jadi boleh toh kalau merayakan hari istimewa itu dengan tidak biasa?
Boleh saja. Harus malah, agar kelulusan itu menandai akhir sebuah fase perjalanan hidup, untuk kemudian memasuki fase berikutnya. Tapi, bagaimana kalau dengan suatu cara yang lebih bermakna dan bermanfaat serta bermartabat? Gimana caranya?
Mungkin kita boleh mencontoh cara para pelajar sebuah SMA di Korea Selatan ini. Para lulusan SMA Daemyung di Suwon, Gyeonggi ini merayakan kelulusannya dengan cara yang amat bersahaja, namun sesungguhnya jauh lebih berarti (baik bagi lulusan sendiri, maupun bagi orang tua mereka, dan mungkin bagi semua warga sekolah itu). Apa yang mereka lakukan terekam indah lewat gambar ini (maaf kalau tak terlalu bagus resolusinya karena hasil scan dari foto di koran)

Foto itu diberi judul ‘Tanda Bakti Anak’. Para lulusan bergantian membasuh kaki kedua orang tua mereka di dalam sebuah baskom. Sederhana bukan? Lalu apa artinya? Bagaimanapun mereka bisa lulus sekolah adalah hasil dari perjuangan dan pengorbanan kedua orang tua mereka. Orang tua sudah berkorban sedemikian demi masa depan yang gemilang buat anak-anaknya. Bagi orang tua, peristiwa itu pasti membuat mereka dihargai oleh anaknya, sekaligus membuat mereka bahagia dan bangga pada anaknya. Dan bagi si anak, peristiwa itu memberi pelajaran kepada mereka untuk menghargai pengorbanan orang lain, bahwa manusia tak dapat hidup sendirian dan mencapai segala sesuatu tanpa orang lain. Dan tentu saja, agar mereka tidak lupa kacang akan kulitnya, agar mereka tetap berbakti dan makin menghormati orang tuanya.
Ternyata, hal-hal kecil seringkali justru bermakna besar jika dilakukan dengan sepenuh hati. Dan ternyata pula, ada satu ilmu yang seharusnya dimasukkan dalam kurikulum di sekolah. Ilmu Berbakti. Salut pada SMA di Korea itu yang sudah menanamkannya pada anak didiknya melalui seremoni yang bersahaja itu…
Foto diambil dari Jawa Pos 11 Pebruari 2010 halaman 'Internasional'
Thursday, 11 February 2010
Menghidupkan wisata lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo.
Oleh: Kika Syafii
Setelah 3 tahun ditambah pasca 100 hari pemerintahan yang sekarang, ternyata tidak sedikitpun menyentuh kondisi sosial korban lumpur Lapindo yang ada di Desa Porong, Sidoarjo. Perlahan dan (seperti) pasti, kondisi sosial di Porong dan desa-desa lainnya yang terkena dampak lumpur Lapindo dilupakan bahkan ditinggalkan. Rembug Nasional (National Summit) yang diadakan Presiden setelah pelantikannya juga seperti sengaja untuk tidak mengundang korban lumpur Lapindo.
Masih tercecer saat ini lebih dari 300 KK yang menganggur, hak penghidupan yang semestinya menjadi hak paten manusia hidup masih juga tidak diperjuangkan dengan baik. Bisa dibayangkan, berapa total nyawa yang terancam kelangsungan hidup, pendidikan dan masa depan bila dihitung dari 300 KK. Uang ganti beli (yang jelas-jelas uangnya dari Negara alias Rakyat) juga tidak membantu banyak, karena masih banyak penduduk yang belum menerima uang ganti asset tersebut.
Kebijakan Perpres No. 14/2007 adalah termasuk kebijakan ‘kesopanan’ pemerintah pusat pro Lapindo, tidak tegas dalam memberesi persoalan rakyat akibat kebijakan pengelolaan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) yang tidak berorientasi pada social safety.
Terakhir minggu ketiga bulan pertama tahun ini, saya mencoba melakukan assesment secara nyata ke desa-desa yang terkena dampak lumpur Lapindo. Lokasi pengungsian yang masih semrawut, pengangguran nyata yang terlihat di sisi danau lumpur, hingga wajah-wajah tegang yang berseliweran disekitarnya. Namun terlihat juga beberapa pengunjung yang menikmati danau lumpur ciptaan Lapindo itu. Luas tanggul yang hampir mencapai 1 KM menjadi strategic view untuk menikmatinya. Terlihat sekali minim aktifitas yang terjadi disini. Hampir seperti daerah mati. Sebelum menikmatinya, saya dicegat dan di minta membayar sebesar 5000 rupiah sebagai ganti uang tiket masuk ke lokasi wisata danau lumpur. Tanpa senyum dan tanpa basa basi, terlihat sekali ketegangan yang sudah akut menyelimuti pikiran mereka-mereka yang ada di daerah ini.
Berbekal melihat dan mencermati keadaan, kebutuhan perut para pengungsi yang berjumlah lebih dari 300 KK tersebut sudah tidak bisa lagi dihindarkan. Sudah sangatlah mendesak. Menurut Ipung M Nizar, salah satu koordinator pengungsi, mereka sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Kebanyakan dari mereka sulit untuk diajak keluar dari daerah lumpur tersebut. Hingga akhirnya dia sebagai koordinator tidak bisa juga meninggalkan rekan-rekan dan beberapa saudaranya yang masih tinggal dan menunggu uang ganti beli dari Pemerintah. Namun mereka berjanji bila ada jaminan penghidupan yang layak, mereka akan berusaha untuk keluar dari lingkungan Lumpur yang jelas-jelas sudah tidak lagi kondusif untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Selama ini Ipung dan teman-teman mencoba untuk berkarya dengan membuat CD/DVD dokumenter tentang kejadian Lumpur Lapindo.
Untuk membantu Ipung dan rekan-rekannya, saya beserta teman-teman mencapai pada tahap kesepakatan untuk membantu dengan cara menghidupkan saja sekalian wisata di Danau Lumpur Lapindo. Secara SDM dan kreatifitas, daerah Tanggulangin dan Porong merupakan sentra produksi kerajinan yang sangat dikenal di Indonesia. Di Tanggul pembatas lumpur yang lebar mencapai 15 Meter serta panjang hampir 1 KM itu nantinya akan didirikan pasar wisata dengan berbagai penjualan. Hanya saja dibutuhkan banyak modal untuk orang-orang korban Lapindo ini agar bisa berjualan.
Untuk mensiasatinya, saya secara pribadi akan menggandakan CD/DVD Dokumenter Lumpur Lapindo serta membuat beberapa macam produk yang berhubungan dengan tragedi ini. Yang nantinya hasil penjualan dikurangi modal akan saya kirim ke beberapa koordinator pengungsi disana, entah itu LSM atau personal. Diantaranya Ipung dan LSM yang tergabung dalam http://korbanlumpur.info. Beberapa produknya adalah T-Shirt dan Topi.
Pengadaan konsep Pasar Wisata Danau Lumpur ini juga merupakan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah dan mengingatkan kepada khalayak ramai bahwa masih banyak masalah yang diakibatkan oleh Lapindo dan pemerintah secara tidak langsung.
N.B
Dan bila ada rekan-rekan yang sanggup memberikan jaminan peminjaman uang kepada para korban untuk digunakan sebagai modal usaha awal, silahkan hubungi saya atau langsung kepada Ipung M Nizar dengan nomor telpon 0817335244.
Wednesday, 10 February 2010
Kedai Kopi Menerima Tulisan Dari Luar
Wednesday, 13 January 2010
Undefinied
Bahkan mbah Google pun sepertinya angkat tangan dengan pertanyaan saya mengenai masalah undefenied pada template sebelumnya. (hehehe, baru kali ini mbah Google menyerah ya?). Padahal saya sudah terlanjur jatuh cinta pada template itu, lho hehehe.
Ditemani suara hujan yang cukup deras saya cepat-cepat mengganti widget-widget pada bagian atap (takutnya bocor hahaha..). Sementara saya utak-atik nih, kepada para pelanggan setia kedai kopi silahkan diminum kopinya. Oh ya jika anda juga berminat mengecat rumah dengan template baru, silahkan saja ke toko template. Jaraknya dekat kok dari sini.